♫♫ GABUNG DISINI UNTUK SELALU DAPATKAN UPDATE BLOG ♫♫
♫♫ BLOG iNdOneSiA sAdJa MENYEDIAKAN DOWNLOAD MP3 DAN VIDEO INI HANYA SEKEDAR UNTUK REVIEW SAJA. UNTUK KEPEMILIKAN, BELILAH KASET / CD / VCD / DVD MP3 DAN VIDEO ORIGINALNYA ♫♫
♫♫ PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Silakan klik link PROMOSI INDIE ♫♫

24 May 2009

Repek Suluh


Pantai selalu memamerkan segala kemolekannya, apalagi pantai di sepanjang sisi Selatan Cilacap. Pantai Lengkong misalnya, yang tidak termasuk dalam katalog pantai wisata, tetapi memiliki panorama pagi yang aduhai. Selain pantai Lengkong, adapula pantai Karang Cilayu.

Di hampir sepanjang pantai Selatan Cilacap pada awal musim hujan, dipenuhi oleh ’sampah’. ‘Sampah-sampah’ ini akan menimbulkan sebuah kegiatan baru bagi masyarakat sekitarnya. Kegiatan mencari ’sampah’ yang sebagian besar adalah ranting bambu dan potongan kayu kecil ini disebut oleh masyarakat sekitar dengan ‘Repek Suluh’.

Mungkin banyak orang yang merasa asing dengan kata "repek suluh", meskipun orang cilacap sekalipun. Mungkin karena kegiatan ini mulai jarang di temui atau mungkin karena sangat terbatasnya sosialisasi bahasa daerah setempat dalam masyarakat karena untuk saat ini bahasa Indonesia lebih dikenal umumnya oleh golongan ABG dan anak-anak.

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh kaum ibu setelah selesai melakukan kegiatan keseharian; dari mulai mengurus anak, memasak, bahkan mencari ‘rongsok’. Repek Suluh biasanya di lakukan mereka disaat air laut sedang surut karena pada saat air pasang naik, air lait membawa sampah alam ke pesisir pantai.

“Daripada di rumah, lebih baik repek suluh, mas….Bisa buat kayu bakar.” Kata seorang ibu ketika dijumpai penulis di pantai Karang Cilayu. Menurutnya, ‘repek Suluh’ dilakukan tidak hanya sebagai pengisi waktu luang setelah mencari rongsok, tetapi juga dalam rangka menghemat. “Biar minyak tanah nggak cepet habis…” Sambungnya.

Sebuah aktivitas yang tidak disadari oleh mereka, bahwa yang mereka lakukan adalah mendukung kampanye pemerintah untuk menghemat energi. Ternyata ‘kaum pinggiran’ lebih peduli kepada krisis yang saat ini sedang kita alami dengan tindakan nyata. Dengan himpitan kebutuhan hidup, seseorang telah membantu kita menyelamatkan bumi. Sungguh teladan yang tak pernah terpikir oleh kita.


iNdOneSiA sAdJa




0 Comments:

Post a Comment





Kembali ke halaman muka Mohon untuk selain admin untuk jangan klik disini!! PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Klik Aku donK!!