♫♫ GABUNG DISINI UNTUK SELALU DAPATKAN UPDATE BLOG ♫♫
♫♫ BLOG iNdOneSiA sAdJa MENYEDIAKAN DOWNLOAD MP3 DAN VIDEO INI HANYA SEKEDAR UNTUK REVIEW SAJA. UNTUK KEPEMILIKAN, BELILAH KASET / CD / VCD / DVD MP3 DAN VIDEO ORIGINALNYA ♫♫
♫♫ PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Silakan klik link PROMOSI INDIE ♫♫

30 May 2009

Kembar Keempat



Author: Sekar Ayu Asmara
Sekar Ayu Asmara merupakan penulis novel yang karya-karyanya banyak diangkat ke layar lebar, mulai dari Belahan Jiwa, Pesan Dari Surga dan yang paling gres adalah Pintu Terlarang. Dia pun juga pernah menyutradai sebuah film berjudul Biola Tak Berdawai. Tapi ironisnya, nama Sekar Ayu Asmara sendiri sepertinya kurang begitu dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Bisa dimaklumi karena dia terjun di genre drama serius yang cenderung dark dan abstrak, tahu sendirilah genre tersebut termasuk sepi peminat. Selain isi ceritanya yang membutuhkan sedikit kerja keras otak kita dalam mencernanya, bahasa yang digunakan juga biasanya ada unsur-unsur sastra yang membuat kening berkerut.

Resensique kali ini akan meresensi salah satu novelnya yang berjudul Kembar Keempat. Novel ini bercerita tentang tiga saudara kembar Bhara, Bhadra dan Bhajra Pusponegoro. Mereka adalah kembar triplet tampan dan berbakat. Bhara yang seorang penyanyi sedang mengikuti audisi drama musikal berjudul The Prince of Bali. Bhadra pencipta lagu yang karyanya mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi musik internasional. Lalu yang terakhir Bhajra adalah seorang sutradara film dokumenter.

Di belahan bumi yang lain, tepatnya di Manhattan, New York, tersebutlah seorang supermodel dunia dari Indonesia bernama Axena. Kehidupannya nyaris sempurna karena semua sudah dia dapatkan, karier yang cemerlang, kehidupan yang mewah dan glamour dan sang kekasih hati Merav, seorang sutradara film keturunan Yahudi.

Melangkah ke Turki, ada seorang fotografer wanita bernama Havana Sitompoel, yang bekerja pada kepolisian Istanbul, dia diberi tugas memotret korban-korban bunuh diri. Selain penampilannya yang eksentrik dengan kepala plontosnya, kehidupan asmaranya juga penuh dilema karena dia terlibat cinta terlarang dengan Yilmaz Bozdemir, seorang pelukis yang sudah beristri.

Pahitnya kehidupan yang penuh tragedi akhirnya mempertemukan kelima tokoh tersebut. Namun sayangnya di saat mereka akan menjemput kebahagiaan cinta mereka, sebuah kebenaran yang telah terkubur sekian lamanya akhirnya terkuak. Sanggupkah mereka menghadapinya dan memperjuangkan cinta mereka? Lalu siapakah yang dimaksud Kembar Keempat itu?

Membaca novel ini secara tidak langsung ikut memperkaya kosakata kita karena di dalamnya banyak sekali bertaburan kata-kata yang jarang atau bahkan hampir tidak pernah dipergunakan dalam novel-novel lainnya. Misalnya saja: melungkup, menggelimuni, menggeligit, bergelitar, mengerabik dan masih banyak lagi yang lainnya. Pemakaian kosakata yang jarang dipakai ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihannya sudah disebutkan di awal paragraf, sedangkan kelemahannya adalah bagi pembaca yang tidak mengetahui artinya akan mengurangi kenyamanan dalam menikmati kisah yang disajikan.

Namun sayangnya gaya penulisan cerita Kembar Keempat boleh dibilang agak kaku dan statis banget. Narasi yang dipergunakan sang penulis terasa begitu berjarak dengan pembacanya sehingga pembaca agak kesulitan ikut masuk dan tenggelam ke dalam cerita. Untungnya sang penulis masih berbaik hati dengan memberikan gaya bicara yang sedikit ngepop dan gaul pada para tokohnya. Walaupun kalau menurut saya pribadi terkesan dipaksakan dan kurang ‘smooth’ dalam penggabungannya.

Seperti halnya Joker, Kembar Keempat di awal ceritanya membawa pembaca pada peristiwa di masa depan yang menjadi bingkai dari perjalanan hidup dan cinta kelima tokohnya. Kemudian ceritapun bergulir ke belakang, bergantian antara kisah Bhara, Bhadra, Bhajra, Axena dan Havana. Ledakan yang diberikan dalam novel ini sebenarnya cukup keras hanya saja eksekusinya kurang begitu mantap sehingga kurang bisa menimbulkan kesan yang dalam di benak pembaca.

Jika pembaca cukup jeli dan peka, sebetulnya di setiap pergantian kisah para tokohnya ada semacam petunjuk yang menjelaskan hubungan sebenarnya dari para tokoh tersebut. Dan dari situ kita bisa menebak ending novel ini.

Fave Things
Character: Aku dari dulu pengin banget punya saudara kembar, pikirku menakjubkan banget melihat orang yang secara fisik begitu mirip dengan diri kita. Bahkan karena begitu terobsesinya, kelak aku pengin punya anak kembar. Tapi dalam novel ini, aku sama sekali nggak memfavoritkan ketiga cowok kembar di atas karena interaksi di antara mereka terlalu adem ayem dan kompak.

Mungkin yang bisa difavoritkan tuh Axena, sebagai model dia dijuluki chameleon atau bunglon, wajahnya bisa berubah-ubah sesuai keadaan sehingga tidak ada satu foto wajah Axena yang sama. Kalau seumpama novel ini difilmkan, menurutku yang paling pas memerankan tokoh ini tuh Karenina soalnya dia juga mempunyai kelebihan yang sama dengan Axena.

Scene: Duh, agak susah mencari adegan yang bisa difavoritkan dalam novel ini. Bukan karena aura ceritanya yang cenderung mellow dalam novel ini, tapi karena penulisan adegan-adegan pentingnya yang kurang mantap dan berkesan gitu.

Quote: Ini juga agak sulit. Ehm apa yaa….ini aja deh: Anak yang terlahir kembar, tak boleh terpisahkan oleh apapun, oleh siapapun.


iNdOneSiA sAdJa




0 Comments:

Post a Comment





Kembali ke halaman muka Mohon untuk selain admin untuk jangan klik disini!! PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Klik Aku donK!!