Ebeg adalah salah satu kesenian tradisional yang gaungnya sudah tidak lagi nyaring terdengar. Namun di beberapa tempat di Jawa Tengah, Masih ada grup kesenian ebeg yang bertahan dan tetap setia menghibur penggemarnya.
Ebeg sangat kental dengan alam gaib. Sebuah bagian yang pernting yang membuat kesenian ini bisa bertahan.
Bagi sebagian masyarakat di Jawa Tengah, kesenian ebeg ini sangat terkenal dan setiap pementasannya selalu menarik banyak penonton. Biasanya mereka tampil dalam sebuah hajatan. Sekali pentas mereka mendapat bayaran antara 700 hingga satu juta rupiah. Tidak terlalu mahal, untuk menyemarakan hajatan di kampung – kampung.
Dan ini salah satu grup ebeg di Desa Bumi Agung, Kecamatan Rowokele, Kebumen, yang masih bertahan. Kesenian ini kabarnya sudah ada sejak jaman Pangeran Diponegoro, sekitar abad ke 18. Para pemainnya begitu bangga disebut pasukan penunggang kuda, kendati kuda yang mereka tunggangi hanya terbuat dari anyaman bambu
Satu grup ebeg biasanya terdiri dari dua puluh orang. Selain ketua rombongan, ada pemain, penabuh gamelan dan penimbul. Yang menarik adalah penimbul. Dialah yang bertugas memanggil dan memulangkan arwah atau indang. Penimbul juga harus pandai mengendalikannya, para pemain yang sudah kerasukan hebat.
Selain itu, dia juga harus bisa melindungi seluruh anggota tim dan penonton, bila ada seseorang yang jahil sengaja mengacaukan pertunjukan atau sekedar menjajal ilmu-nya. Bila terjadi, biasanya sang penari tidak mampu bergerak. Oleh karena itu, penimbul ini benar - benar harus orang yang memiliki ilmu yang tinggi.
Ebeg adalah pestanya para arwah atau indang, sehingga indang selalu meminta suguhan layaknya manusia. Asap kemenyan yang diumpamakan sebagai nasi dan bunga sebagai sayuran. Berbeda dengan mantra jaelangkung yang datang tak diundang pulang tak diantar. Maka indang, pulang harus diantar.
Ada puluhan gending yang biasanya mengiringi pertunjukan ebeg. Empat diantaranya sangat berpengaruh mengundang indang. Mereka adalah cempo, eling eling, kembang jeruk dan ricik – ricik.
Para penikmat ebeg biasanya sudah memahami benar, apabila salah satu dari keempat gending itu dimainkan, maka sudah pasti para indang akan segera datang dan merasuki para penari. Sulit mempercayainya. Tetapi itulah ebeg, kesenian kita yang khas dan mengakar, dimana estetika dan alam gaib tidak bisa dipisahkan.
Sastro Ngadimin yang berusia enam puluh tahun ini adalah pemimpin ebeg Turonggo Jati di Desa Bumiagung di Kebumen, Jawa Tengah. Sehari sebelum mentas di suatu hajatan, Ngadimin yang sudah menjadi penari ebeg lebih dari tiga puluh tahun ini, selalu menjalin kontak dengan arwah leluhur yang bermukim di makam tua di sudut kampung. Ia selalu harus melakukan ini agar pertunjukan yang digelarnya berlangsung tanpa halangan.
Penimbul dan ketua grup memasang pagar gaib di setiap sudut halaman dengan menebar bunga. Baik penimbul dan ketua indang harus membuat semacam perjanjian dengan indang. Kapan pertunjukan dimulai dan kapan harus berakhir.
Mereka tidak berani mengingkari, karena bila batas waktu pertunjukan dilampaui, indang bisa saja nyasar kemana mana dan bisa menimbulkan malapetaka.
Saatnya Pertunjukan Dimulai
Para pemain masih dalam tingkat kesadaran yang penuh. Mereka mempertontonkan kebolehannya menari. Hingga tiba saatnya janturan, yakni puncak dari pertunjukan ebeg. Gending mulai berubah menjadi gending eling eling, dengan tempo yang cepat.
Para penari mempercepat tarianya mengikuti irama gending. Pengaruh magis semakin terasa. Seolah – olah indang berada di atas – melayang - layang. Bau kemenyan menebar kemana – mana dan terasa sangat menusuk hidung. Mereka yakin indang makin mendekat. Dan sebagian penonton muali bertingkah aneh.
Pada saat seperti ini, orang kehilangan kesadaraanya. Namun mereka tetap harus segera disadarkan agar tetap bisa menari, kendati masih dalam pengaruh indang. Namun gerakan sebenarnya sudah mulai berubah. Patah – patah dan monoton.
Menurut Ngadimin – sang ketua, indang sebenarnya sudah masuk ke dalam tubuh dan berada di ruas - ruas tulang manusia. Semakin banyak indang atau arwah yang datang diundang, pesta akan semakin meriah, sehingga biasanya penari bisa kesurupan lebih dari tiga kali. Sering terjadi, penari yang sudah pulih, kembali hilang kesadarannya.
Kalau sudah begini suasana memang kacau dan tidak terkendali. Tugas penimbulah yang menjadi berat. Apabila jumlah indang yang datang lebih banyak dari penari, maka penonton yang menjadi sasaran. Indang menggunakan mereka sebagai perantara. masyarakat di sini menyebutnya mendem. Ada juga orang yang sengaja ingin mendem. Ketua rombongan atau penimbul, akan memberikannya.
Seperti orang ini. Ia memang meminta indang merasukinya, sehingga spontan menjadi pandai menari.
Penonton yang sedang mendem atau kesurupan bisa juga menularkanya kepada temanya. Caranya dengan menyemburkan air kembang atau memandang lalu menjejakan kakinya ketanah tiga kali. Pertunjukan usai. Penimbul harus menepati janji untuk memulangkan kembali arwah ke tempat dimana mereka bermukim.
Ini pekerjaan berat, karena ada saja indang yang tidak mau diantar pulang. Ia masih masih keluar masuk merasuki tubuh penari. Kata Sastro Ngadimin, indang seperti biasanya masih anak -anak.
Kalau sudah begini, biasanya Sastro Ngadimin yang akan mengambil peran. Ia mengucapkan kata – kata yang ditakuti oleh indang. Indang seharusnya dipulangkan dengan membuat dupa dan kemenyan namun cara ini sangat merepotkan. Penimbul memilih cara lain, yakni memasukannya ke dalam kendang, lalu dipulangkan secara bersamaan di halaman rumah yang punya hajat.
Ebeg ini tidak beda dengan kesenian kuda lumping. Kekuatan mistis memang menjadi daya tarik ebeg ini. Kebudayaan pop dan moderenisasi membuat kesenian ini menjadi tidak menarik lagi bagi sebagian orang yang tinggal di kota besar. Namun di pedesaan ebeg masih hidup. Ponimin dan Tritianto adalah dua remaja di kampung ini yang hampir setiap hari datang ke rumah sang ketua rombongan.
Seminggu sekali mereka menimba ilmu ini dari Sastro Ngadimin. Pengalaman mistis yang membuat kedua remaja ini tertarik. Saat kerasukan, indera mereka katanya masih berfungsi baik, namun pengaruh indang menyebabkan mereka kehilangan rasa malu dan sakit saat tubuh mereka jatuh bergulingan. Ponimin dan Tristianto sangat yakin dengan kekuatan gaib itu dan barangkali hal itu pula yang menyebabkan ebeg diminati dan hingga kini bisa bertahan.
Dan ebeg hanyalah salah satu dari sekian banyak kesenian tradisional di Indonesia yang menonjolkan kekuatan supernatural.
Terlepas dari itu, sebagai sebuah seni pertunjukan, ebek begitu atraktif dan sangat menghibur. Hal ini yang membuat Sastro Ngadimin terus mengabdikan diri untuk kesenian ini. Ia bercita – cita ebeg harus bisa lebih dari itu, bukan hanya sekedar pelengkap sebuah hajatan.
Sumber : indosiar.com
Edited -
iNdOneSiA sAdJa
My web page is www.usainstantpayday.com
If your page is important contact me.
please only good pages, wih PR>2 and related to financial keywords
Thanks
Poutsbogerror
Micro sd postcard has its place in the industries of digital cameras, digital camcorders, handheld computers, PDAs, media players, travelling phones, GPS receivers, video games, and much more. A time, consumption of micro sd card has been enhanced justified to its applicabilities in upon mentioned devices. A few branded companies are indulge in the origination of micro sd card. Like the Kingston Technology’s micro sd dance-card is fully compliant with the reborn Moored Digital Guild 2.00 specification worldwide. Basically consumption of micro sd take action is associated with providing more space pro storing photos, figures and tons of media riched files. Conditions a days micro sd prankster is proficient of congress the storage demands of high-quality digital till and video cameras in the market.
Sundry unusual digital still cameras and video cameras owners are using micro sd in the offing than the common rate. There are other forms of micro sd be direct handy depending on the demands of the consumers in the market. A number of brands are producing micro sd dance-card such as Eye-Fi range that has integrated wireless connectivity using this card. Sony’s micro sd card is single of the most importantly consumed card centre of consumers as of now. Lots of products of Sony’s entertain usages of micro sd christmas card in larger ratio. For specimen the Unborn Cyber-shot digital cameras, and Handycam camcorders are Sony gadgets which has high usages of micro sd card. For better consumption can lay one's hands on pirate of many trusty resources and also improve word do assist in selection of right epitome of micro sd card. Users can visit online shops to recognize the latest updates of micro sd card in support of their prospective gains.
More - [url=http://minihdcamcorders.co.uk]camera[/url]
many thanks!!!!!
I hope to be able to give something back & guide others like this board has helped me
_________________
[url=http://iphoneusers.com]jailbreak iphone 4[/url]