♫♫ GABUNG DISINI UNTUK SELALU DAPATKAN UPDATE BLOG ♫♫
♫♫ BLOG iNdOneSiA sAdJa MENYEDIAKAN DOWNLOAD MP3 DAN VIDEO INI HANYA SEKEDAR UNTUK REVIEW SAJA. UNTUK KEPEMILIKAN, BELILAH KASET / CD / VCD / DVD MP3 DAN VIDEO ORIGINALNYA ♫♫
♫♫ PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Silakan klik link PROMOSI INDIE ♫♫

28 April 2009

Cinta 2.0



Di dunia yang menyedihkan dan tak sempurna itu, tak semua orang bisa mendapatkan cinta. Dulu, orang seperti Kruschev bisa menumpahkan cintanya pada kekuasaan. Tapi orang seumuran Mark Zuckerberg, miliuner 24 tahun yang juga pendiri Facebook.com, atau “ABG” lebih suka melampiaskan cintanya pada komputer.

Seperti Sabtu ini, saat hari Valentine tiba, bisa dihitung berapa ton pesan cinta yang memenuhi dunia maya. Surat-surat itu menyesaki kabel telepon butut, antena wajan buatan anak-anak didik Onno W. Purbo, kabel-kabel optik, hingga satelit.

Cinta, ya, ini sebenarnya hal purba. Ia setua alam ini. Ia juga telah mengalami evolusi yang luar biasa. Saat William Shakespeare jatuh cinta, pikirannya terseret-seret. Bermalam-malam dia menjahit kata-kata untuk mewakili perasaannya. Hasilnya? Puisi dan drama dalam lembar-lembar kertas kuning yang dikenang sejarah hingga kini.

Itu cinta pada zaman primitif. Mungkin boleh dibilang cinta versi 0.2. Jauh berbeda dengan masa Zuckerberg, era Web 2.0. Ia menebarkan cintanya–juga patah hatinya–ke mana-mana. Semua temannya bisa membaca pikirannya yang sedang di puncak rindu atau di tubir jurang patah hati dengan transparan.

Tak usah repot-repot melakukan penelitian sosiologis soal ini atau membedahnya dengan teori komunikasi paling gres. Suatu malam saat geledek dan hujan membangunkan saya, sembari menunggu pagi saya tergerak melakukan riset kecil-kecilan soal ini. Hasilnya cukup mencengangkan. Ternyata cinta zaman kini, cinta 2.0, begitu gampang dilihat oleh orang lain. Orang-orang yang sedang dililit rindu seperti sedang bersuara dengan megafon dan berkata: “Lihat aku yang kasmaran.”

Ladang riset saya yang pertama adalah Facebook, situs jejaring sosial yang sedang mencorong di Indonesia. Lihatlah status teman perempuan saya.

“Kekasih membawa terbang separuh sayap menembus awan/satu di sini gelepakan.setengah jiwa berjalan/apakah km merasakan?kembalikan/satukan/di mana? tikungan?

Daripada puyeng dengan kalimat itu cinta yang menggoda itu, saya melanjutkan riset untuk menjawab rasa penasaran yang berenang-renang di otak. Saya tiba di situs mikroblog seperti Plurk.com atau Twitter. Saya kaget melihat luapan cinta 2.0 di situs Plurk teman-teman saya. Ada yang menulis begini:
“Hujan deras dan angin kencang *segera memeluk istri*.” Dia juga menulis, “Dingin. segera menyusu(p) ke istri.”

Wow. Rupanya dentam cinta di situs mikroblog jauh lebih dahsyat. Level cintanya sudah pada level akut atau narsistis. Dalam sekejap status teman saya–dia seorang direktur muda dan kondang–yang “menyerempet” itu pun memancing 10 komentar heboh, di antaranya:
“cuit..cuit..romantisnya….”
“waaaaah.. asiknya….”
“salju deras dan angin kencang *segera memeluk guling-sendirian*”

Itu adalah cuplikan plurk teman saya yang heboh. Yang kalem-kalem juga meneteskan cintanya di situs dengan kalem: “i luv banget dengan makan malam tadi,” atau “gud nite my dear.”

Plurk memang renyah, persis seperti jargonnya yang aneh: bagaikan daging yang enak dan gampang untuk dicerna. Rendah lemak, 5 kalori pada setiap pelayanannya, mempunyai manfaat yang banyak.

Begitulah. Cinta 2.0–juga kemarahan 2.0–yang tertebar di Plurk, Twitter, atau Facebook begitu enak dikunyah, transparan, dan malah sengaja dipamer-pamerkan.


iNdOneSiA sAdJa




0 Comments:

Post a Comment





Kembali ke halaman muka Mohon untuk selain admin untuk jangan klik disini!! PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Klik Aku donK!!