Iklan Sekolah Gratis yang di bintangi oleh Cut Mini memang saat ini sedang naik daun. Semua stasiun televisi nasional diwajibkan mempromosikan program pemerintah ini. Memang sih sekolah gratis sangat ditunggu-tunggu masyarakat indonesia. Namun, kenapa program Sekolah Gratis ini baru terlaksana? Apa program sekolah gratis ini sarat ditumpangi misi politik Presiden SBY?

Seandainya SBY memang telah memprogramkan Sekolah gratis untuk pendidikan dasar pada saat pencalonan Presiden tahun 2004 lalu, kenapa baru terlaksana disaat masa jabatan beliau menjelang purna untuk masa jabatan pertamanya? Apakah memang disengaja agar masyarakat merasa terbantu dan menganggap Presiden SBY telah berhasil mengemban tugas selama periode beliau menjabat sebagai Presiden? Sehingga nama SBY jadi patokan masyarakat untuk dipilih kembali di PILPRES 2009? Entahlah.. itu semua masih rahasia.

Sebenarnya seandainya memang sudah di serukan di kampanye sebagai janji CAPRES, setelah menjadi calon terpilih dan dilantik sebagai Presiden RI segeralah dirumuskan sebagai rencana Program Pemerintah dan sesegera mungkin untuk ditetapkan menjadi KEPPRES. Dengan demikian kemajuan negara tidak harus menunggu.

Memang jika di logika, tidak memungkiri jika seorang Presiden adalah sosok yang mempunyai tugas sangat banyak dan berat. Tugas yang di emban tidak hanya mengurusi masalah pendidikan. Namun, bukankah presiden mempunyai banyak tangan berupa para menteri yang memiliki tugas sebagai kepercayaan Presiden presiden di departmen?

Yah.. itulah politik.. apa baik buruknya, siapa-siapa pelakunya tetap saja masyarakat kecil hanya berlaku sebagai penggembira saja. Apa yang di tetapkan pemerintah harus kita dukung.

Kembali ke permasalahan kenapa dilaksanakan menjelang PILPRES 2009?.. Sebenarnya jika kita amati, bukan hanya Program Sekolah Gratis yang mungkin "berbau"politik. BLT dan konversi minyak pun juga dirasa ada indikasi ke arah situ.

Kita masih ingat benar pada waktu pembagian BLT yang putaran ?? (lupa) itu dilaksanakan di tengah hingar-bingar Negara kita sedang melaksanakan Pesta Demokrasi (PEMILU CALEG). Sesuai pengalaman, didaerah manapun yang namanya pembagian BLT sarat dengan permasalahan entah ketidak adilan ataupun kerusuhan pada saat antrian pengambilan BLT. Sedangkan kemarin, hari pembagian BLT berada di hari tenang (H - dan H +). sedangkan petugas aparat keamanan (Polisi) pun sedang dalam status SIAGA 1 PAM PEMILU. Apakah tugas mereka harus dibagi dengan PAM BLT?

Konversi minyak ke gas pun tidak jauh beda. Meskipun membutuhkan waktu yang relatif lama, pembagian kompor dan tabung gas di beberapa daerah itu sempat juga menabrak hari tenang pemilu. Hhffftt itulah Indonesia..

Sebenarnya, jika konfersi minyak, BLT dan Program Sekolah gratis terlaksana saat awal dulu Presiden menjabat, mungkin asumsi masyarakat akan lebih positif. Masyarakat merasa pilihannya tidak salah. Dengan beberapa program besar pemerintah yang pelaksanaannya mendekati PEMILU Legeslatif dan PILPRES, banyak orang juga perpendapat jika program tersebut adalah program yang sarat muatan politik, dengan kata lain program pemerintah dijadikan sarana/kendaraan kampanye yang terselubung. Hal itu memang mungkin.. Sekarang jika di logika dari BLT dan Konversi untuk tiap KK (kepala keluarga) saja sudah senilai kurang lebih Rp. 400.000,-, ada berapa juta KK yang mendapatkan jatah tersebut? total ada berapa Trilyunkah dana yang terpakai?? dengan seperti itu "Partai Politik" bisa menghemat biaya kampanye sebesar itu, dan dinilai sangat jitu.

Yang sudah berlalu biarlah berlalu.. Sekali lagi, itulah Indonesia.. Kenapa tidak terlaksana dari dulu ya???