♫♫ GABUNG DISINI UNTUK SELALU DAPATKAN UPDATE BLOG ♫♫
♫♫ BLOG iNdOneSiA sAdJa MENYEDIAKAN DOWNLOAD MP3 DAN VIDEO INI HANYA SEKEDAR UNTUK REVIEW SAJA. UNTUK KEPEMILIKAN, BELILAH KASET / CD / VCD / DVD MP3 DAN VIDEO ORIGINALNYA ♫♫
♫♫ PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Silakan klik link PROMOSI INDIE ♫♫

09 June 2009

Hahahaha....hahahaha...., I love U Full!!

Slogan dari pria berumur 60-an ini membuat dunia makin bersahabat saja. Bagaimana tidak, sosok mbah-mbah yang dari deskripsi fisik dan penampilannya, mbah yang satu ini memiliki berbagai keistimewaan. Salah satunya berambut gimbal menghiasi sosoknya layaknya penganut rasta. Coba dech, mana ada lelaki tua sanggup bernyanyi dengan gaya trash metal dan bisa membuat suasana jadi lupa utang dan lupa segalanya alias hampir tak ada beban antara pendengar dan penyanyinya, semua enjoy dengan gaya regenya Mbah Surip ini

Jangan salah lho…, sosok mbah-mbah jalanan namun kreatif ini sudah berkeliling dunia dan menghasilkan beberapa album rekaman dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004). Selain itu juga hadir Maestro Biola Indonesia Idris sardi, beliau ini berangkat dari musisi jalanan sama seperti mbah surip hanya beda nasib hehehe, dan juga sudah mengelilingi dunia dan mempersembahkan gesekan biola yang sangat indah dan nikmat untuk di dengarkan.

Sosok Mbah Surip adalah sosok yang periang. Ia selalu menghadirkan kegembiraan dalam setiap tarikan nafasnya. Bahkan tidak sakit hati terhadap setiap olok-olok yang ditujukan padanya. Semua ditanggapi dengan tawa, hah..hah..hah..hah... Malah lalu ia akan katakan ”I LOVE YOU FULL... hah..hah..hah..hah...”. Dan naif rasanya jika meragukan cintanya itu. Karena ia manusia yang selalu diliputi cinta, bahkan ia menjelma cinta. Seharusnya lebih banyak lagi manusia seperti Mbah Surip itu di negeri ini, manusia yang penuh cinta. Memandang segala sesuatu bukan berdasarkan nafsu dan kepentingan pribadi semata, tetapi memandang dan memperlakukan segalanya dengan sesuatu yang paling hakiki : CINTA. Dialah pejuang cinta, manusia cinta. Hah..hah..hah..hah... I LOVE YOU FUL...!!!

Kata ”I Love You Full” sangatlah sarat makna. Menunjukkan keberpihakan dan totalitas Mbah Surip atas cinta. Cintanya selalu ”Full”, tulus, penuh, tidak pernah setengah-setengah. Dan yang penuh itu, ia tebarkan semua ke seluruh jagad raya. Dan cinta selalu menghibur luka, memadamkan amarah dan dendam, melenturkan keakuan. Maka tak heran jika Mbah Surip naik panggung dan bernyanyi, selalu penuh gelak tawa penonton. Yang patah hati seketika sembuh lukanya, yang gelisah karena pengangguran seketika tentram hatinya, yang teraniaya oleh kekuasaan seketika terbit senyum dan tawanya, yang ngga tau siapa dirinyapun larut dalam kegembiraan...

Yang Khas dari Mbah Surip (yang ternyata nama aslinya adalah Urip Aryanto dan konon pernah sekolah di STM Brawijaya Mojokerto) ini adalah rambut gimbalnya, tawanya, penampilannya dan gitarnya. Dulu pernah kami tanyakan soal rambut gimbalnya. Dia bilang dia tidak melakukan permak rambut di salon agar jadi gimbal ala Bob Marley itu. Tapi katanya ia pakai kompor minyak tanah, diatasnya ia letakkan seng, kemudian rambutnya ia panaskan disitu sambil di bentuk jadi gimbal.

Rambut gimbal dan penampilannya yang –sebut saja—lusuh dan terkesan asal-asalan itu mungkin sering membuat orang menjauhinya. Takut. Padahal kenyataan fisik tak selalu berbanding lurus dengan hatinya. Bahkan mungkin banyak yang menganggapnya sebagai orang gila, ndak waras. Tapi Mbah Surip tak peduli dengan predikat apapun yang diberikan padanya. Lha kalu dia cuek saja, kenapa anda yang jadi sewot? Bukankah anda yang ngaku-ngaku waras justru sering berbuat ”gila”? Hah..hah..hah..hah... I Love You Full...

Ngrasani Mbah Surip rasanya tak lengkap jika tidak melongok lagu-lagu ”HITS”nya. Saya tidak tahu persis seberapa banyak lagu-lagu yang sudah Mbah Surip cipta, tetapi saya hanya hafal beberapa. Lagu-lagu Mbah Surip begitu spontan dan sederhana tetapi selalu kontekstual dan mengena. Coba simak syair lagu berikut :

Tak Gendong, Kemana-mana
Tak Gendong , Kemana-mana
Enak Dong, Mau Dong, Lagi Dong

Where Are You Going
Okay, I am Coming
Where Are You Going
Okay, My Darling

Tak Gendong Kemana-mana
Tak Gendong, Kemana-mana
Enak Dong, Lagi Dong
Mau Dong, Tambah Dong
Capeeeeekkkk....

Dalam lagu itu tergambar betapa Mbah Surip menyediakan dirinya untuk ‘menggendong’, menolong yang lemah dan butuh tumpangan, membantu yang jatuh, mengangkat yang nista, untuk kemudian memanusiakannya. Apa lagi jika bukan CINTA namanya.

Saat kita masih kecil dulu, orang tua kita senantiasa menggendong kita. Begitulah caranya orang tua memperlakukan anaknya dengan cinta dan kasih sayangnya. Ditimang-timang dan di nina-bobo kan. Begitu juga dengan Mbah Surip. Ia memiliki jiwa ’ngemong’ karena jiwanya selalu terpelihara dengan cinta.

Simak juga syair lagu Mbah Surip berikut :

Bangun tidur, tidur lagi
Bangun lagi, tidur lagi
Baguuuuuunnnn...
Tidur lagi

Bangun tidur ayo terus mandi
Jangan lupa senam pagi
Kalau lupa.....
Tidur lagi

Ini sebuah satir tentang ’kita’. Yang terlelap dalam tidur berkepanjangan. Seharusnya kita sudah bangkit dan berbuat sesuatu yang berguna, tetapi kita memilih tidur. Ketika diluar sana keadaan tak menentu, harga-harga sembako naik, BBM tak tak turun-turun harganya padahal harga minyak sudah turun drastis, sodara-sodara kita di Porong sampai kini tidak jelas nasibnya, para petani banyak yang gagal panen, banjir mulai menyambangi kampung-kampung dan kota kita, korupsi terus tumbuh subur, orang-orang rebutan kekuasaan dan sibuk mempersiapkan strategi pemenangan pemilu 2009, dst... tapi ’kita’ masih tidur, tidak bangun-bangun.

Kita pernah bangun, tapi hanya eforia sesaat. Sekejap saja kita bangkit dari tidur, mandi, lalu ’kita’ tidur lagi. Kita tidak pernah menjaga semangat kebangunan. Kita lupa bahwa cita-cita tidak bisa terwujud hanya dengan tidur dan bermalas-malasan. Harus bangkit dan berbuat sesuatu yang nyata, itu semua butuh kerja keras. Jika kesejahteraan yang kita inginkan bersama, jika kita ingin mengangkat harkat dan martabat kita bersama, seharusnya kita segera bangun, bangkit dan segera bertindak.

Mbah Surip menyadari sepenuhnya bahwa perubahan tidak akan tercipta dengan kemalasan. Sedangkan kemalasan telah menjadi karib kita. Mbah Surip gelisah. Namun tetap saja diakhir lagu ia tertawa, hah..hah..hah..hah... I LOVE YOU FULL...!

Lagu berikut cukup membuat saya kaget dan terperangah. Idenya syairnya gila tapi kena. Mbah Surip biasanya memulai dengan petikan gitar yang ’metal’ tapi ngawur tanpa ’cord’, asal dibunyikan bahkan dibuat bising dan memekakkan telinga, justru distorsi itu yang memperkuat ruh lagu ini. Begini syairnya :

Whaaaaaahhh.... Whaaaaaahhh...
Awaaaaaasss... Awaaaaaasss...
Setan-setan kerasukan manusia
Setan-setan kerasukan manusia

Sundel bolong.. datanglah...
Sundel bolong.. datanglah...
Datang nggak apa-apa...
Nggak datang juga nggak apa-apa...

Whaaaaaahhh... Whaaaaaaahhh...

Edan! Mbah Surip benar-benar jeli. Normalnya, manusialah yang seharusnya kerasukan setan. Tetapi bagi Mbah Surip, setan-setanlah yang kerasukan manusia. Karena ia melihat fenomena menarik bahwa semakin banyak manusia bertabiat setan. Mungkin Mbah Surip juga kasihan sama setan, jika semua manusia sudah bertabiat setan, lalu apa kerja setan? Apakah mereka akan jadi pengangguran?

Sehingga kemudian, yang sehari-hari kita lihat dan saksikan, bahkan mungkin dirikita sendiri adalah sesungguhnya setan yang sedang kerasukan manusia. Itu berarti esensi kita adalah setan, dan kemanusiaan kita hanya sebagai pembungkus saja. Kita berlagak melakukan derma tapi dibalik itu kita sedang menancapkan kepentingan pribadi atau gerombolan, kita bermanis-manis saat kampanye tapi setelah duduk dalam kekuasaan kita justru menistakan kostituen kita, kita kritik para koruptor padahal dalam hati mengatakan kenapa bukan kita yang maling, Isn’t That Interesting...?

Saya kira Mbah Surip sedang memperingatkan kita. Hidup kita begitu bising dengan kepentingan dan hasrat duniawi. Dan kita menjadi lupa dan hilang kewaspadaan kita. Kita menjadi orang yang tidak peka lantaran kita tidak pernah mengasah bathin dan hati nurani kita, dunia kita tampak suram karena kita selalu lupa membersihkan jendela hati kita, kita sering terkagum-kagum dan terpana bahkan tergoda melihat keindahan dunia sebab kita telah memadamkan cahaya ilahiah dalam kalbu kita.

Mbah Surip juga ternyata Main film juga loh.. dulu permah main film Om Pasikom. "Saya jadi gelandangan". Sekarang (dalam film Antara Aku, Piano dan Puisimu) "saya naik pangkat. Saya jadi mahasiswa abadi."

”Hah..hah..hah..hah... I Love You Full...” kata Mbah Surip di televisi.

iNdOneSiA sAdJa




1 Comment:

  1. Belajar SEO said...
    I Love You Fullll.........

Post a Comment





Kembali ke halaman muka Mohon untuk selain admin untuk jangan klik disini!! PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Klik Aku donK!!