♫♫ GABUNG DISINI UNTUK SELALU DAPATKAN UPDATE BLOG ♫♫
♫♫ BLOG iNdOneSiA sAdJa MENYEDIAKAN DOWNLOAD MP3 DAN VIDEO INI HANYA SEKEDAR UNTUK REVIEW SAJA. UNTUK KEPEMILIKAN, BELILAH KASET / CD / VCD / DVD MP3 DAN VIDEO ORIGINALNYA ♫♫
♫♫ PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Silakan klik link PROMOSI INDIE ♫♫

24 April 2009

SERIAL SANDIWARA RADIO SAUR SEPUH

Saur sepuh sebuah sandiwara radio dengan latar belakang Majapahit dan Kerajaan Madangkara dengan Rajanya Brama Kumbara. Serial ini mampu menghipnotis jutaan pendengarnya di seluruh pelosok nusantara. Hampir di tiap-tiap jam tertentu masyarakat dengan seksama mendengarkan serial ini. Maklum waktu itu radio adalah satu-satunya media hiburan rakyat yang masih langka. Sehingga untuk mendengarkannyapun bisa secara beramai-ramai kerumah tetangga yang memiliki radio.

Serial sandiwara Saur Sepuh di gawangi oleh Niki Kosasih sebagi pencetus ide dan cerita. PT. Kalbe Farma sebagai produsen obat-obatan ternama menjadi mitra utama dari serial ini. Dengan durasi 30 menit dipotong iklan obat-obatan serial ini mampu menghipnotis para pendengarnya untuk sekedar berhenti beraktivitas. sekedar pengingat tokoh sentral Saur sepuh antara lain :

Brama (Ferry Fadli), raja Madangkara, tipe lelaki welas-asih, jujur, menarik, dan ksatria dalam arti sebenarnya. Punya 2 ajian ampuh: Lumpuh Lampah dan Serat Jiwa. Dialah generasi pertama Madangkara. Belakangan tak terberita ke mana ia pergi.

Harnum (Ade Yulia), isteri resmi Brama. Tipe wanita lincah, centil, supel, tapi sayang suami.

Pramita (Maria Untu), sangat keibuan, dan memegang teguh kesetiaan. Ibu 2 anak ini yang kemudian diperistri Brama, lantaran sang ksatria menaruh belas-kasihan melihat nasibnya yang terlunta-lunta, serta kehilangan suami.

Garnis (Anna Sambayon), putri sulung Pramita. Kecantikan dan kejujurannya persis ibunya, tapi sifatnya lebih mirip Mantili.

Bentar (Petrus), putra bungsu Pramita, pewaris segala sifat ayah tirinya, yakni Brama. ialah sentrum cerita, dengan petualangan membasmi kejahatan, menegakkan keadilan. dari dia pula, pesan moral cerita terwakili. Petualangannya sampai ke negeri Tibet, mencari Biksu Kampala.

Astagina, guru Brama. Dalam lakon ini tak banyak dibicarakan.

Biksu Kampala, terpaksa mengarungi lautan karena ingin menjajal kesaktian Brama. Pertempuran antar keduanya berakhir dengan jalinan persahabatan. Atas dasar sikap saling mnyegani itulah, Biksu Kampala berniat mengangkat murid Bentar, setamat dari ajaran Brama.

Mantili (Elly Ermawatie), adik tiri Brama (seibu namun lain ayah). Tipe wanita lincah, periang, suka petualang, berilmu tinggi, namun keras kepala. Sekalipun, jiwa welas-asihnya tak bisa hilang. Budinya terlalu baik untuk berbuat jahat, meski terkadang muncul sifat urakannya. Senjatanya Pedang Setan dan Pedang Perak.

~ Setelah selesai perawatan, Brama memasukkan ajian Sri Gunting kepada Mantili, yang kemudian dijadikan pukulan pembalas kepada Lasmini.

Samba (Edi Dhosa), bekas tunangan Mantili. Jalinan cintanya dengan Mantili tak berlanjut, lantaran kedua pihak sama-sama keras kepala.

Gotawa (Lukman), posisi sebenarnya wakil Brama dalam pemerintahan Madangkara. Ia suami yang baik buat Mantili. wawasannya luas, dan menghadapi Mantili, ia lebih banyak ngemong. Ksatria penurut, serta suami yang baik.

Paksi Jaladara (Bambang Jeger), putra tunggal pasangan Mantili-Gotawa. Dialah calon jagoan bermodalkan karakter tinggalan ibunya. Namun tanda-tanya besar masih menggantung di atasnya, mau jadi apa dia kelak?

Bongkeng (Bahar Mario), bekas perampok yang ditundukkan oleh Mantili. Kemudian, ia pun jadi abdi yang baik wanita ini. Ya, menemani kemana-mana, ya mengulurkan tangan selagi mantili mengalami kesulitan.

Lasmini (Ivone Rose), wanita pemuja kemurkaan dari Gunung Lawu. Ia berambisi besar menghancurkan Kerajaan Madangkara sampai ke akar-akarnya. Mulai dari Brama, Mantili, Bentar, bahkan Paksi Jaladara. Kadang-kadang tanpa kecermatan, dan nafsu jahatnya tercampur dengan rasa simpati. Asal tahu saja ia naksir Brama.

~ Pertempuran pertama, Lasmini cundang. Perjumpaan kedua, Mantili terluka hebat, dan harus dirawat selama seminggu, akibat hempasan Cipta Dewa, ilmu andalan Lasmini. Ajian hebat ini ditemukannya dari hasil kombinasi 2 ilmu andalan Brama – Lumpuh Lampah dan Serat Jiwa – serta ilmu hasil contekan dari kakak-beradik Kijara-Lugina, waringin Sungsang.

Kijara (Idris Apandi), semula begitu gigih menempur Kerajaan Madangkara. Setelah takluk oleh Brama, ia justru bersahabat. Meski sesekali kumat lagi, lantaran hasutan dari Lasmini yang sering ditemuinya.

Lugina (Iwan), adik sperguruan Kijara, ikut bahu-membahu menempur Brama. Akhirnya – bebarengan dengan abangnya – tewas di tangan Biksu Kampala. Persoalannya karena salah paham saja, sebetulnya Kampala yang turun gunung dan menyeberang lautan karena ingin menjajal Brama, langsung ketemu Kijara-Lugina, yang telah bershabat dengan Brama. Karena merasa harus membela raja yang sudah menaklukkannya itu, kedua jagoan yang sudah tobat ini memerangi Kampala. Dan kalah, tewaslah keduanya.

Pasopati, tak banyak diceritakan. Ia seorang pertapa, yang mengangkat murid kakak beradik Kijara dan Lugina. Setelah menurunkan Ilmu Waingin Sungsang, ia dikhianati. Ajian hebat inilah yang dipakai 2 bersaudara seperguruan itu buat menempur Brama. Dengan Waringin Sungsang, Kijara dan Lugina berhasil mengalahkan Brama. Tapi belakangan, Raja Madangkara memukul balik keduanya, dengan ajian Serat Jiwa.

Aki Kolot (Harry Akhiq), menolong Lasmini dari kekalahan bertanding melawan Mantili, kemudian mengangkat murid. Tokoh ini tak ketahuan asal-usulnya, sebagaimana tipologi kejahatannya tak begitu kentara.

Anjani (Novia Kolopaking), putri tunggal Lasmini dari ayah yang tak ketahuan juntrungannya. Gadis ini kasihan sebenarnya. Di satu pihak, karakternya tak begitu jahat. Tapi, di lain pihak ibunya begitu indoktrinatif menanamkan kebencian dan angkara murka. Alhasil simpatinya pada Bentar, bercampur-baur dengan sikap permusuhan yang dihembuskan ibunya.

Pada jamannya serial sandiwara radio ini sangat dikenal. Siapa sih yang tidak kenal Brama Kumbara, Mantili ato juga lasmini. Kehadiran sandiwara radio yang hanya bisa didengarkan tanpa dilihat menyebabkan daya khayal yang luar biasa bagi para pendengarnya. Brama kumbara menurut penilaian penulis sendiri terbayang sebagai sosok yang arif bijaksana, tinggi besar dengan kumis yang tipis namun berotot, mempunyai jiwa penolong. Kemudian Mantili, wanita tangguh yang tegas dan membela kebenaran. Sementara Lasmini sosok perempuan perayu yang mempunyai bibir seksi, tubuh montok dan berisi dengan dada yang menonjol.

Daya khayal yang tinggi dengan meniru suara-suara atau gerakan yang mungkin dianggap pas pada masa itu adalah hal yang biasa.

Suara “ciaaaaaaaaaaat,….atau juga suara “hya……hya….. hya” (sambil lari memperagakan naik kuda…. Atau juga dengan pedang-pedangan memperagakan mantili berperang dengan lasmini…. Ada juga “terimalah….. ajian serat jiwa” ……

Peragaan kata-kata seperti ini sudah biasa dilakukan oleh anak-anak seusia SD….ya memang ini hiburan yang sangat murah bagi masyarakat.

Saur sepuh bisa dibilang sebagai serial sandiwara tersukses setelah munculnya serial-serial lain seperti Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Api Dibukit Menoreh, Badai Laut Selatan, Putri Cadar Biru.. dan masih banyak lagi.

Era kejayaan Sandiwara radio mampu melambungkan para bintang-bintang dari Sanggar Prativi seperti Ferry Fadli pemeran Brama Kumbara, yang setelah liat aslinya sangat jauh dari bayangan kalau itu adalah Brama kumbara yang kekar. Sempet kecewa sih karena tokoh yang dikhayalkan tidak sesuai dengan apa yang ada.

Eli Ermawati pemeran Mantili, kemudian juga ada Ivonne Rose, Petrus Urspon, Iwan Dahlan dan masih banyak lagi.


Saur Sepuh ke Layar Lebar

Sukses di radio, Saur Sepuh merambah ke Layar Lebar. Bekerjasama dengan PT. Kanta Indah Film dengan bangga PT. Kalbe Farma mempersembahkan Film Saur Sepuh. Film Saur Sepuh dibuat dalam 5 Film.

SAUR SEPUH 1 SATRIA MADANGKARA



Saur sepuh satu Satria Madangkara melatarbelakangi oleh kerajaan Majapahit. Satria Madangkara (Brama Kumbara) yang menjadi buah bibir di masyarakat. Film ini dibintangi oleh Fendi Pradana sebagai Brama Kumbara, Elli Ermawati sebagai Mantili dan Murtisari Dewi sebagai Lasmini.


Tunangan Lasmini dibunuh oleh Brama Kumbara karena telah mengadu domba utusan dari Madangkara. Hutang nyawa harus dibalas nyawa. Akan tetapi lasmini tidak terima sehingga lasmini menuntut balas pada Brama Kumbara. Akan tetapi ketika menghadapi Brama Kumbara….auw……lasmini langsung terpikat dan jatuh hati pada Brama yang menyebabkan muak pada Mantili. Ini awal cerita dimana Lasmini jatuh cinta yang tidak terbalas pada Brama dan menjadi musuh bebuyutan Mantili.

Menilai Burung Garudanya Brama, wah lucu juga ya teknolog

inya masih sangat sederhana.


SAUR SEPUH 2 PESANGGRAHAN KERAMAT

Sukses di Saur sepuh satu, PT. Kanta Indah Film Kembali memproduksi sekuel dari Film Pertamanya. Pesanggrahan Keramat, makam dari guru Brama Kumbara yang dibakar oleh komplotan yang didalangi Ki Jara dan Lugina yang di dukung oleh Bu Karti seorang saudagar dari Kuntala. Brama Marah Besar dan berubah menjadi Buto Agni, dan menuntut balas pada orang-orang yang telah membakarnya.

Adegan dimana Brama dilempar pisau dan berubah menghilang dan dibelakang dari orang yang telah menusuknya adalah adegan yang bikin kagum kala itu. Karena dianggap sesuai dengan apa yang ada di radio.

Secara keseluruhan film ini tidak memunculkan sesuatu yang baru, karena buto agni yang penulis pikir sangat seram ternyata difilm biasa-biasa aja tuh….

Film ini masih menggunakan bintang yang sama dari Saur Sepuh 1


SAUR SEPUH 3 KEMBANG GUNUNG LAWU



Lasmini Istri dari seorang juragan di Kawali, diperkosa oleh anak buahnya kemudian dibuang ke jurang. Lasmini mendapat pertolongan yang kelak menjadi gurunya.

Setelah cukup ilmunya, lasmini kembali ke kawali dan menuntut balas ke orang-orang yang telah memperkosanya.

Tindakan lasmini yang sewenang-wenang mengundang Mantili untuk ikut duel, walopun pada akhirnya kalah… akan tetapi dengan bantuan dari Brama Kumbara dengan ilmunya ajian srigunting.. pada akhir cerita Mantili dan Lasmini Kembali berduel. Ilustrasinya sangat bagus karena duelnya di pinggir pantai dengan terbang pakai pelepah daun kelapa. Ini masih sesuatu yang luar biasa kala itu dan dianggap sangat menarik untuk di tonton.

Film Saur Sepuh 3 dengan tokoh sentral Lasmini. Karena ia memang kembang dari Gunung Lawu.


SAUR SEPUH 4 TITISAN DARAH BIRU



Memasuki Film ke 4, Titisan darah Biru. Titisan Darah Biru menceritakan tentang generasi kedua dari Saur Sepuh yang digawangi oleh Raden wanapati, Raden Bentar dan Garnis Nawingyun.

Secara keseluruhan Film ini bagus karena ilustrasi musiknya juga mengalami kemajuan disbanding-film-film terdahulunya. Akan tetapi Film ini tidak nyambung sama sekali dengan 3 film sebelumnya. Seolah disengaja Produser film ini untuk memotong mata rantai dari film terdahulunya. Atau bisa dibilang ini film lepas yang tidak ada kelanjutanya. Film ini menceritakan tentang kepemimpinan Wanapati yang emosional sehingga banyak tentangan dari kaum tua. Sementara Sang Brama Kumbara sedang bertapa.

Saur Sepuh 4 dibintangi oleh Adi Kuncoro sebagai Wanapati, Candi Satrio sebagai Bentar dan Devi permatasari sebagai Garnis.


SAUR SEPUH 5 ISTANA ATAP LANGIT



Dari kelima film saur sepuh, Istana atap langit merupakan film yang terbagus dari segi kualitas, tehnik dan suara serata ilustrasi musik. Kalo boleh dibilang film ini lebih tepat dimasukkan sebagai film Saur Sepuh 4, karena masih ada sambungan dari film saur sepuh 3.

Film ini kembali dibintangi oleh Fendi pradana sebagai Brama Kumbara dan Murtisari Dewi Sebagai Lasmini.

Kehadiran biksu kampala yang dianggap musuh malah justru sebaliknya, ia hanya datang untuk bersahabat. Lasmini penyebar isu kalo Kampala datang untuk membunuh Brama kumbara sehingga lasmini membuat kekacauan dimana-mana.

Mantili yang menyadari kehadiran lasmini yang mengail diair keruh, marah karena utusannya Kijara dan Lugina dibunuh oleh Mantili.

Akan tetapi inilah jawabannya, Mantili menyadari kekeliruannya dan kemudian meminta Brama Kumbara turun tangan untuk menyelesaikan semuanya.

Film ini bagus untuk ditonton

Dari fenomena Saur Sepuh yang awalnya hanya diradio kemudian merambah ke Layar lebar, kemudian juga mengekor Tutur Tinular dan Misteri Gunung merapi yang dibuat versi layer lebarnya.

Trus kemana sandiwara-sandiwara radio itu sekarang, akibat TV swasta yang muncul. Dan Kemana pula sanggar Prativi yang dulu menelurkan artis-artis sandiwara radio terkenal..

Ada dan gak adanya,,, yang jelas kalo ingat masa-masa lalu jadi kangen untuk ngedengerin sandiwara radio yang penuh dengan kedamaian..


iNdOneSiA sAdJa




0 Comments:

Post a Comment





Kembali ke halaman muka Mohon untuk selain admin untuk jangan klik disini!! PROMOSIKAN GRUP MUSIK / BAND / GRUP DANGDUT dll MILIK ANDA DI BLOG INI. Klik Aku donK!!